Gajian Saya Lebih dari Satu Kali !

Sabtu, 07 Februari 2015

Sekolah Tinggi Ilmu Statistik (STIS)

Musim ujian sudah di depan mata. Biasanya waktu saya kuliah dulu, saya sedang sibuk-sibuknya ni mempersiapkan semua bahan untuk ujian. Bukan satu tapi beberapa bahan. Ujian saya sendiri dan ujian anak les yang kebetulan berada di tingkat paling akhir di sekolahnya. Sibuk? Tentu saja. Bahkan saya hampir tak akan bisa melupakan gimana larutnya saya pulang ke kosan setelah pulang kuliah dilanjutkan dengan les privat. Capek? Jangan ditanya. TAPIIIIII....saya sangat puas. Setidaknya semua rasa capek itu akan terbayarkan dengan senyuman orang tua saya sendiri dan senyuman adik privat beserta keluarganya.

Nah, biasanya setiap akan menyambut ujian untuk adik privat saya yang kebetulan di kelas 3 SMA, atau secara kebetulan ketemu dan ngobrol dengan adik-adik yang memang berada di tingkat akhir putih abu, saya pasti sedikit banyak "mamerin" sekolah tinggi yang saat itu sedang saya geluti. Namanya Sekolah Tinggi Ilmu Statistik (STIS).

Apa sih Sekolah Tinggi Ilmu Statistik (STIS) ?


Sekolah Tinggi Ilmu Statistik (STIS) – semula bernama Akademi Ilmu Statistik (AIS) – merupakan perguruan tinggi kedinasan program D-IV, yang dikelola oleh Badan Pusat Statistik (BPS) sejak tahun 1958. STIS mengemban visi menjadi lembaga pendidikan tinggi kedinasan yang berfungsi untuk mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, khususnya di bidang statistika dan komputasi statistik dengan mendidik kader yang memiliki kemampuan akademik/profesional. Dengan demikian lulusan STIS merupakan tenaga yang mampu merencanakan dan melaksanakan penelitian, melakukan analisis di bidang sosial-ekonomi serta merencanakan dan mengembangkan sistem informasi.

Kurikulum dibuat sesuai dengan perkembangan ilmu ekonomi, kependudukan, sosial, dan teknologi informasi. Proses dan metode pembelajaran ditekankan pada pengembangan ketrampilan di bidang statistik dan komputasi statistik. STIS mempunyai dua jurusan: Jurusan Statistika – dengan dua bidang peminatan, yaitu Ekonomi dan Sosial Kependudukan – dan Jurusan Komputasi Statistik. Jurusan Statistika menghasilkan tenaga ahli statistik ekonomi serta tenaga ahli statistik sosial-kependudukan, dan Jurusan Komputasi Statistik menghasilkan tenaga ahli komputasi dan sistem informasi.

Kalau masih penasaran kunjungi aja websitenya di www.stis.ac.id

Lulus dari STIS jadi apa?

Jangan ragu kawan! Sebagai satu-satunya sekolah kedinasan yang dinaungi BPS. Setelah lulus pastinya langsung masuk dan bekerja di bawah naungan lembaga non kementrian ini. Dan yang paling asyik adalah saat kita selesai diwisuda itu secara otomatis kita sudah menyandang gelar SST (Sarjana Sains Terapan) plus pangkat golongan IIIa.

Tapi tunggu dulu, semua yang saya sebutkan di atas tentunya ga bakalan bisa didapat hanya dengan bengong di depan laptop sambil main games. We need to taste a bit pain before gain. Jadi, yang namanya belajar tu wajib dan ga bisa dibantah. Kalaupun kamu punya IQ 180, tapi kalau ga belajar sama saja bohong. Lulus sih mungkin saja. Tapi ibaratnya jenderal di medan perang, harus senantiasa waspada dan atur strategi yang memungkinkan dia memenangkan peperangan itu, sematang apapun pengalaman jenderal tersebut, planning and exercise is a must. 


Yeeee...langsung mata belo kan. Syaratnya gampang. Asalkan jurusan IPA, lulus UN, lulus tes masuk STIS, ga pantang menyerah. Semua itu insyaAllah tercapai.

Tapi PNS itu bla...bla...bla..

Ups...buat yang alergi sama bidang pekerjaan satu ini saya sih cuma bisa angkat tangan aja. Bener sih banyak sekali coreng  morengnya sampai sudah ada yang mencap segala bla bla bla PNS dalam hal yang negatif tentunya secara menyeluruh tanpa tedeng aling-aling. Sebenernya sih itu balik lagi sama pribadi kita masing-masing. Mau jadi insan seperti apa kita? 

Ada sebuah cerita tentang tiga buah botol kaca. Botol pertama diisi madu, botol kedua diisi air putih biasa dan botol ketiga diisi dengan air got. Semuanya sama-sama botol kaca tapi mana yang berharga? Tentu saja botol pertama dan kedua. Sedangkan botol ketiga? selain ga bisa digunakan malah jadi biang penyakit. Nah oknum PNS tuh ibarat botol kaca berisi air got. Kita boleh saja sama-sama bertitel PNS, tapi kan isinya berbeda. Kebermanfaatan kita untuk sekitar pun berbeda. So masbro...kita sendirilah yang menentukan akan menjadi PNS seperti apa nantinya. Lagipula, masuk dengan jalur yang bersih insyaAllah kerjanya juga berkah. Dan yang paling penting selama kuliah kita ga cuma menghabiskan uang orang tua. Kalau bisa malah ga minta sama orang tua. Ya ga? ^____^

Jadi Kapan sih Jadwal Tesnya?




Jadi, tunggu apa lagi adik-adik semua. Yuk persiapkan diri dan ikut tesnya kali aja rezekinya di sini :)

Tidak ada komentar: