Gajian Saya Lebih dari Satu Kali !

Sabtu, 24 Januari 2015

Setelah lulus UN selanjutnya?

Tentunya pertanyaan ini seringkali hinggap di benak adik-adik yang sedang menempuh bangku sekolah menengah atas. Apalagi dalam triwulan pertama setiap tahunnya, persiapan untuk ujian yang bernama UN (ujian Nasional) seringkali membuat adik-adik ini kalang kabut. Belum lagi selesai kekhawatiran tentang lulus ga nya ujian, muncul lagi pertanyaan baru. Kemana tempat yang tepat untuk melanjutkan sekolah? Kuliah atau kuli-ah alias kerja dulu.

Adik-adik, tahukah kalau kesuksesan itu dimulai dari seberapa rapi kita merencanakan kesuksesan itu sendiri. Begitu juga dengan hal melanjutkan kemana. Kalau ujian nasional saja butuh persiapan yang matang mulai dari les, belajar bareng temen dan belajar tengah malam, maka untuk mempersiapkan jawaban pertanyaan melanjutkan sekolah tadi juga kurang lebih sama. Yuk kita kuis dulu sebentar.

1. Sekarang kamu di Sekolah Menengah atau Kejuruan?
2. Minat apa yang paling besar dalam mata pelajaran sekolahmu?
3. Sudah ada persiapan biaya?
4. Usia saat lulus sekolah nanti berapa tahun? 

Nah loh kok kayak begitu kuisnya?
Ehem...sebetulnya ini yang saya lakukan waktu dulu di bangku sekolah menengah atas. Bertanya pada diri sendiri. Yuk mari kita usut tiap pertanyaan tersebut.

1. Kenapa harus tanya sekolah dimana. Memangnya beda ya?
    Jelas beda. Ketika masuk sekolah menengah atas, maka bekal untuk terjun ke dunia luar masih umum. Skill yang dimiliki pun masih sangat sedikit. Kalaupun ada masih mentah. Contoh: Adakah yang dari sekolah menengah atas dibekali ketrampilan menjahit, merakit mesin, mendesai, mencampur bahan kimia dengan sangat ahli ? Kalau ada, kemungkinan besar ketrampilan tersebut didapatkan dari hasil belajar di luar. Ngeles atau otodidak. Sedangakan di sekolah kejuruan, setidaknya para siswa sudah dijuruskan untuk mendalami sekali ketrampilan dan keahlian yang berkaitan dengan jurusan yang ia ambil. Untuk melangkah ke jenjang selanjutnya (perkuliahan) pun keputusannya akan berbeda. Kalau dari SMA maka ia akan bebas memilih peminatannya masing-masing. Toh dasar untuk memilih masih belum ada, sehingga sah-sah saja jika dari IPA melanjutkan ke jurusan akuntansi. Akan tetapi ini tidak berlaku untuk IPS, karena selama ini IPS tidak diperbolehkan ikut tes SNMPTN dan semacamnya dengan memilih jurusan IPA. Apa sebab? Tentu saja karena mata pelajaran di jurusan IPS pastilah sangat berjauhan jika harus memilih jurusan Kimia, misalnya di tingkat perkuliahan.

2. Minat?
 Semakin tinggi minat pada suatu pelajaran semakin tinggi juga semangat kita untuk mendalami mata pelajaran itu di tingkat perkuliahan. Contoh, saya sangat menyukai biologi maka saya pun bersikeras agar bisa masuk ke jurusan biologi di tes masuk universitas  (walaupun akhirnya saya terdampar di kedinasan hehe...). Tapi tidak menutup kemungkinan juga loh untuk yang tidak menyukai pelajawan tertentu malah masuk ke jurusan yang berkaitan dengan pelajaran tersebut. Contohnya guru fisika SMA saya, pak hien itu ahli banget soal fisika (kelihatan dari keningnya ..hehe peace Pak) padahal waktu di SMA dia benci banget sama yang namanya FI-SI-KA.

3. Biaya
 O ow....ini dia yang sering membuat tengkuk para ortu kita sakit (kecuali buat yang senasib sama Go Jun Pyo di BBF-drama korea) :D. Kadang persiapan sudah optimal, ujian sudah lulus. Eh kita tahu banget kantong ortu kita cekak. Padahal cita-cita pengen jadi dokter. Cita-cita jadi ahli gizi. Haduuh rasanya kok ga tega membebani ortu cuma buat belajar lagi. Maunya tuh bisa segera membantu mereka. Pertarungan batin ini ( halah...) yang mungkin hinggap. Tapi jangan khwatir ada banyak cara untuk dijadikan solusi. Tahukah dik, sekarang ini BEASISWA bertebaran di mana-mana. Asalkan kamu mau tuh blusukan cari info sana sini atau searching di internet. Makanya optimalkan waktu yang ada untuk persiapan dari sekarang. Jangan nongkrong di internet cuma untuk main games online atau update status aja. Yuk tongkrongin situs-situs semacam dikti.go.id, beasiswaku, dll.

Ga cukup itu saja. kalau mau gratisan bisa juga ikut tes sekolah kedinasan. Ga perlu bayar mahal, malah dibayar lagi. Baca Apa Sih Sekolah Ikatan Dinas ?

4. Usia kamu
 Penting banget ni dek. Kalau kamu sudah paham apa yang kamu inginkan dan kamu masih memilih untuk bekerja dulu. Perhatikan usia berapa tahun kamu lulus. kalau sebelumnya pada nge accell (sebutan buat murid-murid yang saking jeniusnya bisa loncat kelas) dan usia lulus kamu masih di bawah usia standar bekerja (18 tahun) maka jangan malah cari jalan cepat untuk merubah usia kamu di ktp (kalo punya....). Karena bekerja lebih awal ada lebih dan kurangnya. Dengan ijazah kamu yang masih hijau begitupun pengalaman kerja kamu yang nihil (kecuali udah mulai jadi entreupreneur sejak kecil), tentu kesiapan dan kesigapan dalam bekerja pun masih kurang. Ingat loh, dunia kerja beda dengan dunia sekolah. Dan sekalinya sudah terjun ke dunia kerja dan mengenal yang namanya UANG. Hm....biasanya otak kita pun mulai malas menerima pelajaran.

Sooooo....renungkan dan putuskan baik-baik langkah apa yang mau diambil. Karena bukan orang lain yang menentukan jalan hidup apa yang mau kamu jalani. Saat semangat sudah mulai runtuh. Ingat! Man Jadda Wa Jada. Barangsiapa yang bersungguh-sungguh maka ia akan berhasil, insyaAllah!

Tidak ada komentar: